R.U.M.I.T

 Aku mencintai seseorang yang sama selama 13 tahun lamanya. Sangat cinta.

Tak pernah sedikitpun aku membiarkan hati dan pikiran ini untuk mencintai orang lain seperti aku mencintai orang ini. Sedalam itu sampai rasa senang, sedih, kecewa, sakit, dialami begitu terus dan terus.

Saat ini, aku dan seseorang ini telah ada dalam satu ikatan pernikahan yang diharapkan untuk bahagia. Namun hubungan ini sangat dirasa rumit, semua tidak sesuai ekspektasi, dan dia menyadari bahwa ada orang lain yang lebih mencintai dia dibandingkan aku. Seperti apa ?

Dibandingkan, direndahkan, dihina, dimarahi, dikucilkan, diasingkan, dan ketika baik hanya seolah berpura2 saja agar semua baik2 saja. Aku tau, karena aku punya rasa.

Aku selalu saja salah, aku selalu dibuatnya seolah paling salah. Entah aku harus bagaimana. Bukan pernikahan seperti ini yang aku mau. Aku pikir mudah untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama orang yang telah lama kita kenal dan mengenal kita, yang memang benar2 kita cinta dan kita pilih. Ternyata tidak. 

Bukankah seharusnya menjalani apapun dalam kehidupan itu seharusnya mudah saja? Jika memang niat kita baik dan kita sudah tau dasar dari menjalani hidup itu untuk apa. 

Aku selalu dibuatnya menangis dalam renunganku sendiri, aku merasa jadi manusia yang sangat tidak berguna saat ini. Lelah hati ini dibuatnya. Namun dia adalah suamiku. Lalu aku harus apa?

Manjalani hubungan ini dengan sangat rumit, disaat dia mencintai orang lain dibandingkan aku. Disaat kekurangan fisik dan materi menguasai dia untuk dapat merendahkan istrinya sendiri. 

Mungkin diam lebih baik, mungkin aku tak boleh bicara apapun, mungkin aku tak usah mengingatkan dia, tapi bagaimana dengan rumah tanggaku ? Jika aku harus membiarkan semuanya mengalir begitu saja tanpa rasa peduli ? 

Perhatian yang aku punya, tak jadi satu patokan karena dia tidak merasa butuh. 

Kepedulian yang aku beri tidak sama sekali dianggap. Lalu aku harus apa? Dengan jarak dan waktu yang jauh memisahkan kita untuk dapat berkomunikasi dengan baik.

Bahkan dia bilang seolah memaksakan kehendak saja karena sudah kewajiban sebagai suami untuk menjalani ini. 

Aku tidak suka sesuatu yang dipaksakan. Tapi dia begitu saat ini. Apakah aku terlalu egois ? Jika ingin dia benar2 jadi seorang suamiku seutuhnya ? Aku hanya ingin menjalani kehidupan yang normal sebagai suami dan istri, tapi kami tidak. Dan aku hampir muak. Aku kehilangan lagi jati diri dan pikiranku sejauh ini yang sudah kujaga dengan baik 2 tahun kebelakang. Kini sudah kembali hancur, sedang aku tak bisa berbuat apa, karena aku selalu disalahkan. 

Tuhan, aku hanya meminta 1 permohonan disaat situasi seperti ini. Berikan aku kekuatan yang lebih lagi, kesabaran yang lebih lagi, dan jangan Engkau biarkan aku jatuh dalam kegelapan dunia dan jauh dariMu. Jaga aku ya Allah, lindungi aku, dan jika bahagia itu bukan miliku, maka cukup hanya berikan aku kekuatan untuk dapat selalu bertahan dalam setiap kekacauan hati dan pikiran ini. Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Cukup.

RUNTUH

Apa itu sabar ?